SEJARAH MATRAMAN
Kecamatan Matraman terletak di Propinsi DKI Jakarta Timur merupakan wilayah yang luasnya paling kecil (terkecil dari 10 kecamatan yang ada di Jakarta Timur) yaitu hanya 485, 13 Ha ( 2,58% dari luas wilayah Jakarta Timur ) dengan 6 Kelurahan yang ada didalamnya, Kecamatan Matraman dipimpin oleh Camat Drs. Heiril Astapraja dan Dewan kotanya di ketuai oleh Ridar Handoko.
Sepertiga wilayah adalah jalan utama di Jakarta yaitu Jl. A. Yani By Pass, Jl Pemuda, Jl Matraman, Jl.Jatinegara Stasiun dan di belah oleh Jalur Kereta Api (stasiun Kayu Jati) dan stasiun Jatinegara yang merupakan peninggalan pemerintahan penjajah belanda (stasiun/ jembatan kereta api pasar antang pisangan baru ) sebagai jalur kereta api alternatif menuju pelabuhan tanjung periuk saat itu.
Matraman ; di ambil dari kata mataram-an ( sebutan untuk pasukan sultan agung dari mataram Jawa tengah sekarang yogyakarta ketika menuju daerah Batavia dalam rangka menyerang pasukan VOC yang dipimpin gubernur Jenderal JP Coen). Dahulu Batavia (sebutan belanda untuk orang betawi) dibelah menjadi dua daerah bagian dengan garis pemisahnya sungai Ciliwung di daerah Matraman Dalam di daerah tersebut merupakan daerah kekuasaan pemerintahan kerajaan Belanda (VOC) yang merupakan jalur perdagangan dengan menggunakan sungai ciliwung sebagai sarananya yang mampu dilewati 30 perahu yang membawa berbagai barang keperluan sehari-hari dari luar kota yang dikonsentrasikan di sekitar daerah kali baru tanah abang dengan kontrol penuh dari VOC yang berpusat didaerah kali besar timur sekarangnya, dan di sebelah barat ciliwung tepatnya yang sekarang menjadi Matraman disitulah tempat konsentrasinya pertahanan pasukan mataram yang masih berbentuk semak belukar dan rawa-rawa dan merekalah yang membuka dan merintis daerah tersebut dan akhirnya banyak dari mereka berbaur dengan rakyat sekitar dan bermukim, dan akhirnya pasukan sultan agung kalah dan diusir dari Batavia oleh pasukan koalisi kompeni (pasukan sipil bentukan belanda dan dipersenjatai untuk melawan pasukan mataram), dan jalur suplai makanan/lumbung beras mereka diputus oleh kompeni disekitar daerah tambun bekasi dan cirebon Jawa Barat.
Setelah pasukan mataram-an dilumpuhkan banyak diantara mereka akhirnya memutuskan berbaur dengan masyarakat dan tidak kembali ke Jawa tengah atau lari kesekitar daerah Jatinegara kaum yang dahulu merupakan daerah tertutup tempat pelarian pangeran Jayakarta sampai akhir hayatnya (Pangeran Jayakarta dimakamkan dihalaman masjid As salafiyah Jatinegara kaum) dan Jatinegara kaum merupakan daerah pusat perlawanan terhadap belanda yang tidak pernah tersentuh oleh kompeni kala itu.
Benteng mataram akhirnya dikuasai oleh belanda dan dijadikan benteng, sekarang menjadi daerah bweerland / dulu digunakan sebagai benteng kaveleri Belanda dan posko pasukan berkuda, dan kantor dinas blantbweer markas pemadam kebakaran, sedangkan diseberangnya dijadikan gudang peluru dan amunisi meriam dan pemukiman tentara kompeni (tentara pribumi) sekarang disebut palmeriam (paal meriem), dan pemukiman petinggi tentara belanda yang tersisa adalah kompleks gereja tua Santo Yosef ( gereja Santa Yusuf ), sekarang sekolah kristen Marsudirini dan kompleks rumah sakit Santo Carolus, yang dibuat pemerintah belanda pasca wabah kolera yang merengut ribuan jiwa manusia tahun 1629 (waktu itu Batavia mengalami banjir besar karena meluapnya sungai ciliwung yang menenggelamkan ½ wilayah batavia menjadi rawa (rawa jati, rawamangun dan rawa belong dan rawa sunter), bahkan Gubernur jenderal VOC JP. Coen ikut tewas karena terkena wabah kolera setelah tiga hari dirawat, dan dimakamkan di halaman gereja kompleks gedung staadhuis (sekarang museumsejarahDKI Fatahillah, Jakarta Kota), dan gerejanya sendiri akhirnya hancur, dihancurkan pasukan Mataram dan akhirnya makamnya dipindahkan ke Kali baru tepatnya di pemakaman De-oude Hollandsche kerk (sekarang menjadi musium wayang) seberang musium Fatahillah.
Matraman sekarang menjadi pemukiman padat, berada ditengah pusat kota karena dikelilingi banyak jalan utama alternatif yang beroperasi 24 jam dan mudah dituju dari berbagai tempat, dan perkembangan daerahnya termasuk stabil dan pesat. Didalamnya terdapat sentra pasar Pramuka sebagai pusat peredaran medis dan obat terbesar di Jakarta (dimulai sejak 1995), Pasar Burung Pramuka yang bersebelahan juga merupakan tempat penjualan hewan-hewan peliharaan langka dan aneka macam jenis burung terbesar di Jakarta.
Stasiun Kereta Api Jatinegara juga sebagian berada diwilayah Kecamatan Matraman tepatnya kelurahan pisangan baru, disamping stasiun persinggahan Rawa jati yang berada diKelurahan Kayumanis, dan Posko dinas pemadam kebakaran terbesar di Jakarta Timur berada di Jl. Matraman Raya berland, kelurahan Kebon Manggis.
sumber: Matraman.net